Kondisi lingkungan tidak terhindar dari limbah dan polusi udara. Terutama dengan berkembangnya industri pabrik dan rumah tangga menurunkan kualitas lingkungan. Sehingga dampaknya akan langsung dirasakan oleh manusia dan makhluk hidup lain. Oleh sebab itu, pemerintah merekomendasikan untuk menerapkan Instalasi Pengolahan Air Limbah atau IPAL Komunal.
Penerapan sistem pengolahan limbah yang tepat diharapkan mampu mengatasi masalah sanitasi lingkungan. Kini pihak pemerintah pun menggalakkan program pembangunan IPAL Rumah Tangga, IPAL Domestik, dan Sistem Ipal Komunal.
Melansir dari Wikipedia, IPAL disebut juga (WWTP) atau (wastewater treatment plant). Sistem pengolahannya didesain secara terstruktur guna pembuangan limbah biologis dan kimiawi yang berbentuk cairan.
IPAL berfungsi optimal untuk mengolah limbah rumah tangga dan industri. Jadi, tujuan dari pembagunan sistem IPAL adalah melestarikan lingkungan dan melindungi kesehatan masyarakat. Intinya IPAL menghindari efek negatif yang timbul akibat limbah cair yang dibuang sembarangan.
Apa itu IPAL Komunal?
Instalasi Pengolahan Air Limbah alias IPAL merupakan sarana pengolahan limbah cair dari WC dan tempat cucian. Bagi masyarakat istilah IPAL kurang familiar, karena mereka mengenalnya sebagai septik tank.
IPAL dapat dibangun untuk memenuhi kebutuhan pribadi yakni satu keluarga dan pengoperasiannya sendiri. Sedangkan, IPAL Komunal dibangun dengan tujuan digunakan bersama-sama.
Adapun komponen dari IPAL Komunal yakni unit pengolah limbah, jaringan perpipaan meliputi bak kontrol dan lubang perawatan, sambungan rumah tangga. Biasanya pembangunan IPAL Komunal ditempatkan jauh dari pemukiman warga.
Alasan IPAL Komunal Wajib Ada
Pembangunan IPAL wajib diadakan karena sepanjang manusia hidup dan beraktifitas akan menghasilkan limbah atau kotoran. Contohnya limbah padat berupa sampah hasil konsumsi dan aktivitas. Ada juga limbah cair yang dihasilkan dari cucian, wc, dan kamar mandi.
Air buangan atau limbah tersebut tidak dapat dibuang begitu saja walaupun terlihat meresap pada tanah. Air limbah yang diserap tanah akan mengalir ke sungai hingga lautan. Jadi, tidak mengherankan apabila air limbah dari rumah tangga juga menyumbangkan kerusakan lingkungan hidup.
Ada beberapa jenis air limbah yang harus melewati proses pengolahan sebelum diserap tanah. Contohnya, limbah dariwc, cucian, industri rumah tangga (sablon, tempe, tahu, dan lainnya), hingga limbah dari ternak.
Dampak Ditimbulkan Apabila Tidak Ada IPAL Komunal
Keberadaan IPAL Komunal sangatlah penting, apabila pemukiman warga tidak ada IPAL dapat memunculkan dampak-dampak berikut ini.
1. Dampak Kesehatan
Tentunya keberadaan IPAL untuk melindungi kesehatan manusia. Bayangkan saja air limbah dari WC yang mengandung bakteri E.Colli berpotensi menyebabkan penyakit perut. Tanpa adanya IPAL banyak orang dapat terserang typhus, kolera, dan diare.
Bahkan, apabila IPAL tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan limbah WC merembes ke area sumur. Selanjutnya, air sumur yang terkontaminasi bakteri dari septik tank dimasak dan dikonsumsi sebagai air mandi, wudhu, dan cuci piring.
Alhasil secara tidak langsung penyebaran bakteri jahat lebih signifikan pada tubuh manusia dan lingkungannya. Selain itu, pada limbah cucian dapat menyebabkan sarang lalat dan nyamuk DBD.
2. Dampak Lingkungan
Ada jenis limbah tertentu yang memberikan dampak signifikan bagi manusia. Misalnya, limbah yang mengandung bahan kimia berasal dari deterjen bubuk dan cair. Limbah ini akan berpengaruh terhadap pH tanah dan kada keasaman.
Apabila limbah tersebut diserap tanah dan dibuang ke laut akan memusnahkan tanaman, hewan, dan mikroorganisme tertentu. Akhirnya kerusakan jangka panjang dialami yakni ekologi perairan sungai, laut, dan samudera.
3. Dampak Segi Estetika
Limbah cair memiliki dampak buruk seperti limbah padat. Terutama banyak limbah cair yang tidak dapat diolah akan menimbulkan masalah aroma kurang sedap. Disamping itu, keberadaan limbah cair juga merusak estetika alam karena membuat pemandangan tidak sedap.
Serba-serbi IPAL Komunal Ideal
Pilihlah IPAL komunal yang dibangun oleh kontraktor terpercaya, profesional, dan berpengalaman. Anda dapat mengetahuinya dengan instalasi IPAL yang hemat lahan, hemat perawatan, mudah dioperasikan, dan hasil pembuangan tidak mencemari lingkungan.
1. Kebutuhan Membangun IPAL Komunal
Kebutuhan masyarakat terhadap IPAL cenderung tinggi. Terutama bagi yang menginginkan lingkungan sehat disekitarnya. IPAL Komunal dapat memenuhi kebutuhan pemukiman penduduk dan komplek perumahan.
Dari sisi pemerintah juga mendukung secara pendanaan dan moral. Jadi, pemerintah turut terlibat selama tahapan perencanaan, tahapan pembiayaan, tahapan pembangunan, pengoperasian, dan perawatan.
2. Proses Pembangunan IPAL Komunal
Supaya proses pembangunan berjalan sukses dibutuhkan juga persetujuan dan komitmen dari masyarakat. Sehingga pembangunan IPAL, biaya, dan perawatan berjalan lancar. Berikut ini proses pembangunan IPAL Komunal, antara lain:
- Survey teknis dan sosial
- Penyampaian dan sosialisasi kepada masyarakat mulai dari pemilihan jenis IPAL yang akan dibangun
- Pembangunan konstruksi IPAL yang jauh dari lahan atau pemukiman masyarakat
- Pelatihan perawatan dan pengoperasian IPAL sehari-hari
- Pengoperasian IPAL mulai dilakukan
Kontraktor IPAL Komunal Toya Arta Sejahtera
Pembangunan IPAL Komunal ini tentu memerlukan jasa kontraktor handal. Referensi jasa kontraktor terbaik adalah Toya Arta Sejahtera merupakan perusahaan Konsultan dan Kontraktor IPAL.
Sudah profesional dan berpengalaman dalam jasa kontraktor IPAL, STP, WTP, WWTP, Pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah Cair Domestik, Rumah Sakit, Industri, Perhotelan dan Supplier Chemical IPAL.
Tim yang terjun ke lapangan dan melakukan pembangunan dijamin profesional dan solid. Toya Arta Sejahtera juga dapat menjadi mitra terbaik untuk kebutuhan proyek kecil dan besar. Baik itu kebutuhan pemerintah, pabrik, industri, personal, dan lainnya. Informasi lebih lengkap silahkan mengunjungi website resmi Toya Arta Sejahtera (https://www.toyaartasejahtera.net).
Adapun cakupan wilayah yang dilayani sangat luas. Mulai dari Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, Tanggerang, Serang, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan seluruh area di Indonesia.